Video Masa Kejayaan Islam (Dinasti Abbasiyah)


Periodesasi Masa Kejayaan Islam


Sumbangsih Islam pada Dunia



Keruntuhan Dinasti Abbasiyah


SKI : Masa ‎Kejayaan ‎Islam Kelas XI



Seorang sejarahwan Barat, Jacques C. Reister, menyatakan bahwa selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatan, ilmu pengetahuan, dan peradaban yang sangat tinggi.

Seorang sejarahwan dari Scotlandia Montgomery Watt juga memberikan pernyataan bahwa peradaban ropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa.




 Sumber:www.media.tumblr.comGambar 5.4 Di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, kota metropolis intelektual ini telah mencapai masa keemasannya.




Barack Obama, mantan presiden Amerika memberikan pernyataan bahwa Peradaban yang berkembang saat ini berutang besar pada Islam. Beberapa pernyataan tersebut menggambarkan bahwa siapa pun sesungguhnya tak akan bisa mengelak untuk mengakui keagungan peradaban Islam pada masa lalu. Sumbangsih peradaban Islam bagi dunia, termasuk dunia Barat denyutnya masih terasa hingga hari ini. Meski banyak ditutup-tutupi, pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata.

Lalu, di manakah kejayaan Islam yang telah banyak memengaruhi peradaban umat manusia? Dengan “mengenang” kembali masa-masa kejayaan dulu, diharapkan umat Islam akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam masa lalu sekaligus mengembalikan potensi untuk hadir pada masa kini dan masa yang akan datang untuk yang kedua kalinya. Selain meretrospeksi keagungan peradaban Islam masa lalu, diharapkan ada upaya untuk memproyeksi sekaligus merekonstruksi kembali masa depan perabadan Islam. Peradaban Barat yang berkembang saat ini, sesungguhnya sudah mulai tampak kerapuhan dan tanda-tanda kemundurannya.

Sebagai generasi muda Islam, bangkit dan singsingkan lengan baju, untuk menggapai kembali kejayaan Islam sebagaimana Islam pernah mengukir sejarah peradaban dunia ini! Semoga!



Berikut adalah beberapa sebab mundurnya dan runtuhnya peradaban Islam.
1.   Mulai pudarnya ketaatan pemeluknya kepada Sang Khalik, saling dengki, dan serakah. Umat Islam kurang memiliki semangat untuk maju dalam ilmu pengetahuan. Selain itu, sulit untuk umat Islam bersatu padu. Andaikan penyebab ini sekarang bisa diperbaiki, niscaya Islam akan mengulang masa kejayaan yang pernah diraih masa lalu.
2. Modernisasi telah mengglobal yang ditandai dengan berkembangpesatnya alat-alat telekomunikasi dan informasi. Modernisasi membuat jarak tidak menjadi hambatan. Modernisasi memiliki dampak positif dan negatif, dampak positif kecanggihan alat telekomunikasi dan informasi mempermudah aktivitas manusia. Tetapi dampak negatif dari kecanggihan alat telekomunikasi dan informasi adalah mudahnya dipergunakan untuk melakukan tindak kejahatan. Hal ini menuntut adanya pembangunan moral yang kokoh.

3.  Perpustakaan sekolah sebagai jantung peradaban tidak banyak dikunjungi. Sebagaian umat terlena dengan mainan baru berupa alat komunikasi, seperti handphone. Bukankah Islam jaya karena keingintahuan akan ilmu pengetahuan begitu besar? Hal itu diwujudkan dengan transliterasi buku-buku berkualitas dan dijadikan rujukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

A. Periodisasi Sejarah Islam

       Harun Nasution dalam bukunya yang ‎berjudul "Islam Ditinjau dari Berbagai ‎Aspeknya" membagi sejarah Islam ke ‎dalam tiga periode besar berikut.‎
A. Periode Klasik (650-1250)‎
Periode Klasik merupakan ‎periode kejayaan Islam yang ‎dibagi ke dalam dua fase, yaitu:‎
i.  fase ekspansi dan integrasi, ‎‎(650-1000),‎
ii. fase disintegrasi (1000-1250).‎
  B. Periode Pertengahan (1250-1800)‎
Periode Pertengahan merupakan periode kemunduran ‎Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:‎
i.  fase kemunduran (1250-1500 M), dan‎
ii. fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500-1800), yang dimulai dengan ‎zaman kemajuan (1500-1700 M) dan zaman kemunduran (1700-1800).‎

C. Periode Modern (1800-dan seterusnya)‎
Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang ‎ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.‎

B. Masa Kejayaan Islam

      Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650-1250 M. Periode ‎ini disebut Periode Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan ‎besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering disebut Daulah mayyah dan ‎Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah.‎



      Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya ‎wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat ‎dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, ‎keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.‎


       Perkembangan Islam pada masa ‎Bani Abbasiyah ditandai dengan ‎pesatnya perkembangan ilmu ‎pengetahu an. Kemajuan Islam pada ‎masa ini meliputi bidang ilmu ‎pengetahuan, ekonomi, ilmu ‎bangunan (arsitektur), sosial, dan ‎bidang militer.‎


       Kemajuan umat Islam pada masa ‎Bani Umayyah atau Bani Abbasiyah ‎tidak terjadi secara tiba-tiba. Akan ‎tetapi, disebabkan oleh faktor internal ‎dan faktor eksternal.‎

       Faktor Internal antara lain:
1. konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
2. ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
3. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai
kehidupan duniawi dan ukhrawi.
        Faktor eksternal antara lain seperti berikut.
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting di bidang pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
2. Gerakan terjemahan pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.

Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut.

a. Melaksanakan ajaran al-Qur’an secara maksimal.Al-Qur’±n di dalam nya 

banyak ayat menyuruh kita menggunakan akal untuk berpikir.

b. Melaksanakan isi hadis. Banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini.
c.  Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad. Contohnya ilmu pengetahuan umum dengan mempelajari ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-lain.
d. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.
e.  Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad. Contohnya ilmu pengetahuan umum dengan mempelajari ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-lain.
f. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.

Dari gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam ‎yang memiliki semangat berijtihad dan mengembangkan berbagai ilmu ‎pengetahuan, antara lain sebagai berikut.‎

  Ilmu Filsafat
      Al-Kindi (809-873 M)
Al Farabi (wafat tahun 916 M)
Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H)‎
Ibnu Shina (980-1037 M)‎
Al-Ghazali (1085-1101 M)‎
Ibnu Rusyd (1126-1198 M)

    Bidang Kedokteran
Jabir bin Hayyan (wafat 778 M)‎
Hurain bin Ishaq (810-878 M)‎
Thabib bin Qurra (836-901 M)‎
Ar-Razi atau Razes (809-873 M)‎

    Bidang Matematika
Umar Al-Farukhan
Al-Khawarizmi

    Bidang Astronomi
Al-Farazi: pencipta Astro lobe
Al-Gattani/Al-Betagnius
Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
Al-Farghoni atau Al-Fragenius

    Bidang Seni Ukir
        Badr dan Tariff (961-976 M)

    Ilmu Tafsir
        Ibnu Jarir ath Tabary
        Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H)
        As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H)
        Muhammad bin Ishak dan lain-lain.

    Ilmu Hadis
       Imam Bukhori (194-256 H)
       Imam Muslim (wafat 231 H)
       Ibnu Majah (wafat 273 H)
       Abu Daud (wafat 275 H)
       At-Tarmidzi, dan lain-lain

C. Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam
    

Miqdad bin Amr (Ahli Filsafat yang Dicintai Allah Swt. dan Rasul-Nya)
Miqdad bin Amr termasuk rombongan yang pertama masuk Islam. Ia adalah orang ketujuh yang menyatakan keislamannya. Dengan kejujurannya, ia rela mendapatkan sisksaan dari kafir Quraisy. Miqdad bin Amr adalah seorang filosof dan ahli pikir. Suatu ketika, dia diangkat Rasulullah saw. menjadi seorang Amir di daerahnya. Ia melaksanakan amanah itu. Dirinya pun diliputi oleh kemegahan dan puji-pujian. Hal ini dianggapnya sebagai pengalaman pahit. Ia tidak ingin tenggelam dalam kemegahan dan pujian. Maka, sejak itu dia menolak menerima jabatan amir.

Kecintaan Miqdad terhadap Rasulullah saw. sangat besar. Kecintaannya itu menyebabkan hati dan ingatannya dipenuhi rasa tanggung jawab terhadap beliau. Misalnya, setiap ada sesuatu yang membahayakan Rasulullah saw., secepat kilat ia telah berada di depan pintu rumah Rasulullah saw. Ia menghunus pedangnya untuk membela beliau.

Demikian Miqdad menjalani hidupnya, ia senantiasa memberikan pembelaan terhadap Islam dan Rasulullah saw. dengan keteguhan hati yang menakjubkan dalam membela Islam. Ia mendapat kehormatan dari Rasulullah saw., “Sungguh Allah Swt. telah menyuruhku untuk mencintaimu dan menyampaikan pesan-Nya padaku bahwa Dia (Allah) mencintaimu.”


Sebagaimana disebutkan di atas, banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu. Di sini akan dijelaskan sebagian biografi beberapa tokoh secara singkat. Selanjutnya, tokoh-tokoh yang tidak dijelaskan biografinya, bisa dicari melalui buku-buku lain yang membahasnya. Berikut tokoh-tokoh muslim yang telah menyumbangkan karyanya untuk peradaban umat manusia.
1. Ibnu Rusyd (520‒595 H)
Nama lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat. 
Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al-Mujtahid (kitab yang membahas tentang fiqh), KuliyaFi At-Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat.
Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.

 2. Al-Ghazali (450‒505 H)
Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan
diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Adapun jasa-jasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai berikut.
a. Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru besarnya.
b. Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
c. Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai taṡawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihyā 'Ulūm ad-D³n, yakni membahas masalah-masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan taṡawwuf berdasarkan al-Qur’ān dan hadis. Dalam bidang filsafat, beliau menulis tahāfu al-Falāṡafah (tidakkonsistennya para filsuf). Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul Islām (bukti kebenaran Islam).
3. AI-Kindi (805‒873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).
4. AI-Farabi (872‒950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Diantara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar-Royu Ahlul al-Mad³nah wa aI-Fad³lah (pemikiran tentang penduduk negara utama).



5. Ibnu Sina (980‒1037 M)
Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanūn Fi aṭ-Ṭ³b, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifā, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.